Rabu, 27 Juli 2011

Tujuh Cara Tentukan Ramadan






JAKARTA - Imam Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub memprediksi, bakal ada tujuh macam penentuan awal Ramadan dan Idulfitri tahun ini. Banyaknya cara tersebut, ditengarai menjadi salah satu pertanda umat Islam sudah mulai tidak percaya atau ogah mengakui pemerintah sebagai imam. Dia mengharapkan, ada undang-undang yang mengatur cara penentuan Ramadan dan Idulfitri.
Saat dihubungi Minggu kemarin (24/7), mantan wakil ketua komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu membeber tujuh cara penentuan awal Ramadan dan Idulfitri 1432 Hijriah/2011 Masehi. Ali Mustafa menjabarkan cara-cara itu adalah rukyat, menggenapkan puasa selama 30 hari ataurukyat hilal syawal seperti sering dilakukan ormas NU, dan wujudul hilal atau sering disebut dengan ijtimak qoblal  qurub yang kerap digunakan sebagian masyarakat.
Cara lainnya yang diprediksi Ali Mustafa bakal terjadi adalah imkanur rukyat atau dasar perhitungan hilal dengan patokan sudah mungkin dirukyat. Cara ini kerap diambil MUI untuk mengakomodir perbedaan ormas NU dan Muhammadiyah. ''Dua cara pertama tadi dijamin benar,'' tutur guru besar hadits Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta itu. Sementara dua yang terakhir menurut dia masih abu-abu atau diragukan kebenarannya.
Ali Mustafa juga menyebutkan tiga pola lain penentuan Ramadan dan Idulfitri yang pasti salah. Tiga pola itu adalah perasaan syekh, dimana cara ini kerap digunakan kelompok-kelompok tarikat. Selanjutnya ada penentuan dengan menggunakan tanda-tanda alam, dan cara penentuan yang menghindari dua kali khotbah dalam satu hari. ''Cara-cara ini keliru, dan berpotensi meresahkan,'' ujarnya.
Sayangnya, aparat tidak bisa berbuat banyak terhadap pola-pola penentuan Ramadan dan Idulfitri yang salah dan meresahkan tersebut. Padahal, menurut Ali Mustafa, gejala ini cukup mengkhawatirkan. Sebab, berpotensi melemahkan peran negara sebagai poros keberagaman masyarakat. Untuk itu, dia menyarankan ada undang-undang yang khusus mengatur ketentuan menetapkan Ramadan dan Lebaran.
Sebagai ulama yang pernah berkecimpung di MUI, Ali Mustafa menuturkan, jika di internal MUI masih bermunculkan oknum-oknum yang menyuburkan banyaknya pola penentuan Ramadan dan Lebaran itu. ''Ada teman-teman yang khotbah Ramadan berkali-kali dalam seminggu,'' ungkap ulama alumnus Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jatim itu. Dia berharap, MUI juga wajib menjembatani munculnya keanekaragaman sistem penentuan Ramadan dan Lebaran. 
Ali Mustafa: Dua Cara yang Dijamin Benar

0 komentar:

Posting Komentar

Páginas vistas en total

  • Add to Facebook
  • Add to Digg
  • Add to Twitter
  • Add RSS Feed

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Get Gifs at CodemySpace.com

fentyvyot. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Design by andre Theme | Bloggerized by andre.ghoib | fentvvyot